Container Icon

Sofware Pengujian Perangkat Lunak

Tugas Testing dan Implementasi

Definisi Software testing 
      Software testing  adalah aktivitas-aktivitas yang bertujuan untuk mengevaluasi atribut-atribut atau kemampuan sebuah program atau sistem dan penentuan apakah sesuai dengan hasil yang diharapkan.
      Testing adalah proses pemeriksaan program dengan tujuan tertentu dalam menemukan kesalahan sebelum diserahkan ke pengguna
Tujuan Dilakukan Software Testing
      Untuk meningkatkan kualitas
      Untuk Verification & Validation (V&V)  Untuk estimasi reliability.

Melakukan testing berarti melakukan :
      Mendesain test.
      Mengimplementasikan test  yang telah didesign. Mengevaluasi test tersebut.
       
Menganalisis Software untuk Testing, salah satu sofware penngujian adalah :

Uji Normalitas dengan Kolmogorov–Smirnov Test pada PSPP

Kolmogorov–Smirnov test (K-S test) merupakan pengujian statistik non-parametric yang paling mendasar dan paling banyak digunakan, pertama kali diperkenalkan dalam makalahnya Andrey Nikolaevich Kolmogorov pada tahun 1933[1] dan kemudian ditabulasikan oleh Nikolai Vasilyevich Smirnov pada tahun 1948[2]. K-S test dimanfaatkan untuk uji satu sampel (one-sample test) yang memungkinkan perbandingan suatu distribusi frekuensi dengan beberapa distribusi terkenal, seperti distribusi normal Gaussian (Stephens, 1992; Biswas, Ahmad, Molla, Hirose & Nasser, 2008).
Konsep dasar K-S test hampir sama dengan uji normalitas yang pernah saya tulis (lihat: Uji Normalitas dengan Geary’s Test),  yaitu mengukur perbandingan data empirik dengan data berdistribusi normal teoritik yang memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data empirik. Menurut Kolmogorov (1992), suatu fungsi distribusi empirik  (EDF, empirical distribution function) Fn(x) didefinisikan sebagai relasi-relasi
Fn(x) = 0,
x < X1;
Fn(x) = k / n,
Xk ≤ x < Xk + 1,
k = 1, 2, . . . , n – 1;
Fn(x) = 1,
Xn ≤ x.
K-S Test Plot (Sample)
Gambar 1. Jarak vertikal D pada grafik

Kolmogorov–Smirnov test
K-S test mengukur kedekatan jarak antara  F(x) dengan Fn(x) ketika n diasumsikan sebagai nilai yang sangat besar, Kolmogorov (1992) mendefinisikan fungsi distribusi kumulatifnya  atau CDF (cumulative distribution function) adalah sebagai berikut:
D = supx |Fn(x) – F(x)|
yang mana supx adalah supremum  dari sejumlah jarak D.
Secara grafik, D adalah jarak vertikal terjauh antara Fn(x) dan F(x). Nilai D ini selanjutnya dibandingkan dengan nilai D*(α) kritis dari sebuah tabel statistik untuk pengujian α (lihat Gambar 1).
Umumnya, para peneliti akan menggunakan software SPSS untuk uji normalitas dengan K-S test. Dalam posting ini, kita akan mencoba memakaifree software PSPP karena output maupun  perintah-perintahnya dinilai hampir sama dengan software populer SPSS.
Pengolahan Data
Pada langkah-langkah uji normalitas ini, saya menganggap para pembaca posting ini sudah paham dasar-dasar penggunaan SPSS, jika belum silahkan baca posting saya yang berjudul:  Dasar-Dasar SPSS dan Statistik Deskriptif dengan SPSS. Selain  free software PSPP, persiapkan juga tabel statistik K-S One-Sample Test untuk pengujian α. Berikut langkah-langkahnya:
Data yang digunakan adalah data yang sama seperti pada Uji Normalitas dengan Geary’s Test, lihat Tabel 1.
Tabel 1
Contoh Hasil Pengamatan Time Study
Contoh Hasil Pengamatan Studi Waktu
Klik menu [Analyze] -> [Non-Parametric Statistics] -> [1-Sample K-S], lihat Gambar 2.
menu-kolmogorov-smirnov-test
*) Perhatikan menu di atas, menu PSPP untuk K-S test bernama “Non-Parametric Statistics”, biasanya menu ini pada SPSS bernama “Nonparametric Tests”
Gambar 2. Menu Kolmogorov–Smirnov Test
Muncul dialog box One-Sample Kolmogorov -Smirnov Test. Klik variabel yang akan diuji ‐> klik (>) untuk  memasukkan variabel tersebut ke form Test Variable List.
Pilih distribusi normal dengan mencentang Normal pada form Test Distribution, lihat Gambar 3.
dialog-box-kolmogorov-smirnov-test
Gambar 3. Dialog Box Kolmogorov–Smirnov Test
Terakhir klik [OK] dan hasilnya akan terlihat seperti Gambar 4 di bawah ini.
output-kolmogorov-smirnov-test
Gambar 4. Output Kolmogorov–Smirnov Test
Analisis
Tabel output pada Gambar 4 di atas menunjukkan N = 30 yang berarti jumlah sampel yang diambil sebanyak 30, mean = 1,83  yang berarti nilai rata-rata sampel X untuk menghampiri mean populasi μ, dan standar deviasi = 0,19. Terdapat tiga angka penting dalam tabel output tersebut:
Pertama, nilai-nilai D pada Most Extreme Differences.
Kedua, uji statistik Kolmogorov-Smirnov Z, yang mana dalam outputsampel Z = 0,78.
Ketiga, p-value yang tercantum sebagai Asymp. Sig. (2-tailed), yang mana dalam kasus ini  p-value = 0,58 .
Bagaimana menafsirkannya? Simak analisisnya di bawah ini.
1. Most Extreme Differences
Most Extreme Differences merupakan nilai statistik D  pada K-S test, terdiri dari:
D Positive ( D+ = supx [Fn(x) – F(x)] ) , merupakan pengurangan yang menghasilkan angka positif terbesar.
D Negative ( D– = supx [F(x) – Fn(x)] ) , merupakan pengurangan yang menghasilkan angka negatif terbesar.
D Absolute ( D = max {D+, D–} ) , merupakan angka terbesar antara nilai absolut D+ dan D–. Pada kasus ini D = 0,14.
K-S  test  menggunakan pengujian  α dengan membandingkan nilai D Absolutedengan nilai D* kritis dari sebuah tabel statistik. Dengan menggunakan:
Hipotesis:
H0 : data mengikuti distribusi normal
H1 : data tidak mengikuti distribusi normal
Level of significance:  α = 0,05
Kriteria Uji: H0 ditolak jika D > D*(α)
Nilai D hitung adalah sebesar 0,14 dan nilai D* (α = 0,05, n = 30) yang diperoleh dari tabel statistik adalah sebesar 0,242. Oleh karena 0,14 < 0,242 atau D < D*(α) maka H0 diterima yang berarti  data mengikuti distribusi normal.
Secara visual K-S test diperlihatkan Gambar 5 di bawah ini, di mana kita menggambarkan CDF hipotesis pada sebuah grafik kemudian kurva jarakD  di atas dan di bawah kurva hipotesis. Jika D (garis merah) keluar garis bataslevel of significance α  (garis hijau),  maka dapat disimpulkan bahwa data empirik (garis hitam)  tidak mengikuti distribusi normal (lihat juga: Massey, 1951, pp. 69–71).
http://eriskusnadi.files.wordpress.com/2012/04/kstest-plot.png?w=490
Gambar 5. Grafik ECDF untuk Kolmogorov–Smirnov test
2. Kolmogorov-Smirnov Z
Kolmogorov-Smirnov Z merupakan hasil dari akar  kuadrat dari jumlah sampel N dan perbedaan absolut terbesar antara CDF empiris dan CDF teoritis (Yu, Zheng, Zhao & Zheng, 2008, p. 138), ini hampir sama dengan akar  kuadrat dari jumlah sampel N dikali D Absolute:
Z ≈ √N x D Absolute
Menurut Brito e Abreu & Goulão (2001), “Kolmogorov-Smirnov Z” adalah D Absolute yang diubah menjadi sebuah standardized score (p. 52), yang dimaksud standardized score adalah nilai Z dalam distribusi normal standar. Artinya, cara pengujiannya hampir sama dengan pengujian nilai D, hanya saja kali ini di bawah distribusi normal dengan menggunakan bantuan tabel distribusi normal standar, yang mana:
H0 ditolak jika Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) > Z-tabel pada level of significance α.
Kita mempunyai Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) = 0,78 dengan memilih level of significance α = 0,05 pada  dua ujung wilayah kritis (the two-sided critical region),  Z-tabel pada tabel distribusi  normal standar adalah 1,96. Oleh karena 0,78 < 1,96  atau Z-hitung (Kolmogorov-Smirnov) < Z-tabel, maka H0 diterima yang berarti  data mengikuti distribusi normal.
3. Asymp. Sig. (2-tailed)
Asymptotic significance 2-tailed merupakan pengujian nilai probabilityatau p-value untuk memastikan bahwa distribusi teramati tidak akan menyimpang secara signifikan dari distribusi yang diharapkan di kedua ujung two-tailed distribution  (Yu, Zheng, Zhao & Zheng, 2008, p. 138).
Menurut Corder dan Foreman (2009), p-value ini dapat dicari dengan menggunakan formula Smirnov (1948) setelah nilai Kolmogorov-Smirnov Zdiketahui, yaitu sebagai berikut (p. 27):
Jika 0
Z
< 
0,27
 ;
p = 1
Jika 0,27
Z
< 
1
 ;
p = 1 − [(2,506628 / Z) (Q1 + Q19 + Q125)]
Jika 1
Z
< 
3,1
 ;
p = 2(Q2 − Q24 + Q29 − Q216)
Jika
Z
3,1
 ;
p = 0
yang mana Q1 = e−1.233701(Z−2) dan Q2 = e−2(Z2).
Kebanyakan literatur yang ditulis ahli statistik menggunakan p-valueuntuk pengujian normalitas. Penerapan p-value pada K-S test adalah jika pengujian signifikan (p < α) artinya data signifikan berbeda dengan kurva normal sehingga data disebut data yang tidak normal  distribusinya.  Sebaliknya, jika hasil pengujian tidak signifikan (p > α) berarti perbedaanantara data dengan kurva normal tidak signifikan (tidak ada perbedaan antara data dengan kurva normal) yang menyiratkan bahwa data mengikuti distribusinormal.
Pada kasus ini  p-value = 0,58 dengan menggunakan level of significance  α = 0,05 berarti pengujian tidak signifikan karena p-value = 0,58 >  α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data  mengikuti distribusi normal.
Apabila kita menggunakan sebuah ilustrasi maka akan terlihat seperti Gambar 6 di bawah ini dengan area hijau untuk area p-value dan area berarsir merah untuk area α. Data normal jika area hijau lebih luas atau menutupi areaα, sebaliknya jika data tidak normal area  hijau tidak lebih luas dari area α.
Asymptotic significance 2-tailed
Gambar 6. Pengujian p-value pada level of significance  α = 0,05
Kesimpulan
Profil data yang normal menunjukkan bahwa data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Data berdistribusi normal dapat diamati dari bentuk histogramnya, apakah menyerupai lonceng (kurva normal) atau tidak, tetapi cara ini sangat  subyektif, anda dengan pengamat lain mungkin akan mempunyai persepsi yang berbeda. K-S test merupakan uji normalitas yang sederhana dan juga dapat menghindari perbedaan persepsi tersebut.
Kesederhanaan K-S test dipermudah dengan hadirnya software-software pengolah data statistik seperti PSPP yang bebas biaya.  Jika anda ragu dengan keakuratan PSPP, anda bisa menggunakan formula-formula yang telah saya uraikan di atas dan membandingkan hasilnya dengan output PSPP.Output K-S test pada PSPP sama persis dengan output SPSS yang mana  menghasilkan tiga angka penting, yaitu:
Nilai-nilai D pada Most Extreme Differences,
Uji statistik Kolmogorov-Smirnov Z, dan
P-value yang tercantum dalam Asymp. Sig. (2-tailed).
Saya lebih sering menggunakan angka p-value untuk pengujian, alasannya sederhana karena saya tidak memerlukan bantuan tabel statistik :) . P-valueini lebih akurat untuk uji normalitas karena perhitungannya didasarkan pada pendekatan ke distribusi normal.
Dalam menu Descriptive Statistics –> Explore pada software SPSS, biasanya terdapat K-S Lilliefors test[3] yang merupakan koreksi Hubert W. Lilliefors (1967)[4]   terhadap K-S test karena K-S test selama ini tidak dirancang  secara khusus untuk uji normalitas. Namun pada PSPP, saya tidak menemukan perintah untuk K-S Lilliefors test. Namun, saya sarankan anda mengkoleksi software ini.

Refrensi ;


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

Apa pendapatmu??^^

B_E_T_Z